Siantar Infocusnews.id- Kericuhan kembali terjadi di lahan HGU PTPN IV Regional I Kebun Bangun tepatnya di Afdeling IV, Kelurahan Gurilla, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar, Rabu (05/06/2024) sekira pukul 22.00 WIB. Akibat keributan itu, Kepala Pengamanan (Kapam) kebun terkena sabetan parang salah satu massa yang saat itu sudah berkumpul.
Papam Kebun, Pelda Har Rosmayadi mengatakan kejadian itu bermula pada pukul 20.30 WIB dimana ia mendapatkan informasi dari anggota pengamanan kebun bahwa terjadi perkumpulan massa di Simpang Gereja HKI. Setelah mendapat telepon, ia menghubungi Kapam Distrik dan meminta anggota pengamanan kebun untuk berkumpul untuk melakukan pemantauan.
Setibanya di pos penjagaan tepatnya di simpang menuju Masjid terlihat 2 pria berjalan menuju arah Masjid dan tak lama setelahnya listrik padam. Dan, tak lama terdengar suara lemparan batu ke arah rumah warga. "Kemungkinan itu cipta kondisi, supaya warga terprovokasi dan terlibat keributan. Karena akibat lemparan batu itu, terlihat warga langsung datang dan teriak-teriak, sampai kami adu mulut. Logikanya kalau memang kami yang melempari batu itu, tidak mungkin ke rumah yang menjadi titik kumpul massa. Karena dari sumber suara itu kami lihat massa keluar," ungkapnya saat ditemui di RS Efarina.
Sementara itu, petugas lainnya menambahkan, karena massa jumlahnya banyak, Pelda Har Rosmayadi menghubungi Kapam Peltu Purn Rasiono untuk meminta bantuan. "Waktu itu massa mulai mundur sekitar 50 meter dan berpapasan sama Kapam (Peltu Purn Rasiono, red) sampai akhirnya terjadi keributan dan Kapam kena bacok kepalanya," ungkap pria bertubuh tegap ini menambahkan.
Kejadian itu memicu kontak fisik hingga akhirnya massa terus menyerang pihak pengamanan kebun bahkan lempari tim pengamanan dengan batu. Sementara Peltu Purn Rasiono dibawa ke klinik terdekat dan harus dirujuk ke RSU Efarina Kota Pematangsiantar karena luka pada bagian kepala belakangnya cukup serius.
Letda Har Rosmayadi mengatakan bahwa pihaknya sudah mengadukan penganiayaan ini ke Polsek Martoba. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya saat melakukan penjagaan tidak dibekali senjata tajam. "SOP yang kita miliki setiap petugas keamanan tidak ada yang membawa senjata tajam, hanya rotan dan itu selalu kita tekankan agar tidak menggunakan rotan tersebut secara berlebihan, apalagi disaat terjadi adu fisik," ungkapnya.
Ia berharap, pihak Kepolisian dapat bekerja secara profesional dan mampu menegakkan keadilan. "Kita harapkan kejadian ini tak terulang, ini kali keduanya dari pihak kami mengalami penganiayaan serius. Kita harapkan kedepannya tak ada lagi korban dan sama-sama menghormati keputusan hukum dalam masalah ini," ungkapnya.
Papam Kebun, Pelda Har Rosmayadi mengatakan kejadian itu bermula pada pukul 20.30 WIB dimana ia mendapatkan informasi dari anggota pengamanan kebun bahwa terjadi perkumpulan massa di Simpang Gereja HKI. Setelah mendapat telepon, ia menghubungi Kapam Distrik dan meminta anggota pengamanan kebun untuk berkumpul untuk melakukan pemantauan.
Setibanya di pos penjagaan tepatnya di simpang menuju Masjid terlihat 2 pria berjalan menuju arah Masjid dan tak lama setelahnya listrik padam. Dan, tak lama terdengar suara lemparan batu ke arah rumah warga. "Kemungkinan itu cipta kondisi, supaya warga terprovokasi dan terlibat keributan. Karena akibat lemparan batu itu, terlihat warga langsung datang dan teriak-teriak, sampai kami adu mulut. Logikanya kalau memang kami yang melempari batu itu, tidak mungkin ke rumah yang menjadi titik kumpul massa. Karena dari sumber suara itu kami lihat massa keluar," ungkapnya saat ditemui di RS Efarina.
Sementara itu, petugas lainnya menambahkan, karena massa jumlahnya banyak, Pelda Har Rosmayadi menghubungi Kapam Peltu Purn Rasiono untuk meminta bantuan. "Waktu itu massa mulai mundur sekitar 50 meter dan berpapasan sama Kapam (Peltu Purn Rasiono, red) sampai akhirnya terjadi keributan dan Kapam kena bacok kepalanya," ungkap pria bertubuh tegap ini menambahkan.
Kejadian itu memicu kontak fisik hingga akhirnya massa terus menyerang pihak pengamanan kebun bahkan lempari tim pengamanan dengan batu. Sementara Peltu Purn Rasiono dibawa ke klinik terdekat dan harus dirujuk ke RSU Efarina Kota Pematangsiantar karena luka pada bagian kepala belakangnya cukup serius.
Letda Har Rosmayadi mengatakan bahwa pihaknya sudah mengadukan penganiayaan ini ke Polsek Martoba. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya saat melakukan penjagaan tidak dibekali senjata tajam. "SOP yang kita miliki setiap petugas keamanan tidak ada yang membawa senjata tajam, hanya rotan dan itu selalu kita tekankan agar tidak menggunakan rotan tersebut secara berlebihan, apalagi disaat terjadi adu fisik," ungkapnya.
Ia berharap, pihak Kepolisian dapat bekerja secara profesional dan mampu menegakkan keadilan. "Kita harapkan kejadian ini tak terulang, ini kali keduanya dari pihak kami mengalami penganiayaan serius. Kita harapkan kedepannya tak ada lagi korban dan sama-sama menghormati keputusan hukum dalam masalah ini," ungkapnya.••INF -01/JS